BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 22 September 2009

dialog muna dan ramadhan

Hari itu hari terakhir ramadhan di muka bumi, Muna sang pemabuk berat yang sehari-harinya jarang berinteraksi dengan ramadhan menyempatkan untuk mengobrol dengannya “kau yakin hendak pergi?“,” ya, tidak ada pilihan lain yang terbaik lagipula aku tidak mau egois karna bagaimanapun baiknya hati manusia kadang sesuatu yang berlebihan bisa merubahnya”, “tapi bukankah takdir manusia bisa dirubah?”,”kadang iya kadang tidak, dan apakah itu berarti kau hendak menentang takdir tuhan dan keharmonisan alam?”,”tidak bukan sama sekali tapi orang-orang begitu memulyakanmu, engkau memberi aura positif bagi jiwa-jiwa kelam bangsa ini, banyak jiwa dan hati yang tertolong oleh adanya dirimu meskipun kadang itu hanya faktor kejut semata” Muna pun tersenyum kecut sadar rupanya,”lalu apa faktor kejut itu salah?” Muna menimpali,”bukan salah tapi justru menunjukan bagaimana manusia semuanya punya nurani”,”yang berarti ada harapan?”,”dari dulu pun selalu ada harapan...kau ingat rasulullah mengatakan bahwa setan dibelenggu di neraka selama bulan ramadhan?”,”ya aku ingat, guru ngajiku di surau dulu pernah mengatakannya. Tapi bukan berarti tidak ada kejahatan dan penyelewengan yang ada paling makin banyak orang yang akan bergeleng-geleng kala kita bertindak jahat”,”ya itu yang hendak kukatakan dan siapa yang menggoda manusia hingga masih saja ada yang berbuat jahat dan maksiat?”,” apakah harus dijawab?”,” walau tak dijawab kau pasti tahu jawabannya”
Muna merenung lalu berkata “kalau begitu siapa yang mesti disalahkan?”,”haruskah ada yang disalahkan?”,”tapi dimana-mana selalu dan harus ada kambing hitam, manusia memang selalu butuh media dalam konteks positif pun negatif bahkan cemburupun butuh pelampiasan”,”kalau kau menganggap begitu berarti kalianlah yang harus disalahkan”,”kami?”,”ya, kau dan saudara-saudaramu yang berwujud manusia itulah yang harus disalahkan, allah mengatakan kalian makhluk yang sempurna. kalian mengandung unsur keseimbangan total laki-laki dan perempuan, cinta dan benci, kecerdasan otak dan kecerdasan spiritual, nafsu dan pikiran... dan itulah konsekuensinya kalau kau mampu memadukannya agar sejalan dengan firman allah maka bukan hanya pahala yang kau dapat tapi pahala berganda yang kau dapat”,”kalau tidak?”,”kalian tidak lagi butuh setan untuk sekedar berbuat yang tidak benar dan nanti setan pun bingung siapa yang lebih pantas disebut penggoda iman” Muna hendak menyanggah tapi Ramadhan buru-buru menyambung kata-katanya “satu lagi kenapa kalian disalahkan dan kali ini aku setuju denganmu yang mengatakan bahwa manusia selalu butuh media entah itu sebagai kambing hitam ataupun hanya sebagai kantong udara”,”maksudmu?”,”kalian adalah makhluk yang bodoh, menjadikan tuhan sebagai media hanya saat kalian sakit dan terpuruk. kala kalian sakit ingat kalian pada tuhan yang akan mencabut nyawa tanpa kalian tahu hitungannya kala kalian terpuruk entah putus cinta ataupun putus hoki baru kalian sebut tuhan karna memang tak ada lagi yang bisa kalian sebut. Padahal saat cinta itu datang atau rezeki mulai mendekat jarang sekali kalian sebut tuhan, itukah kalian makhluk sempurna? Atau bolehkah aku memanggil kalian makhluk bodoh..!”,”tunggu dulu kau menjustifikasi kami terlalu cepat”,”lebih cepat mana dari tabiat kalian?”,”bukankah allah memang rohman dan rohim tentunya dia tahu dan bisa memahami kami”,”bukan berarti kalian hanya bisa menerima kasih-NYA tanpa kalian memberi-NYA porsi kasih yang cukup, meskipun kasih dan ibadah kalian takkan berpengaruh bagi keagungan dan kemahadayaanNYA mana yang sering kalian sebut sebagai hubungan timbal balik, take and give, ataupun politik etis?” Ramadhan menghela nafas panjang, Muna hanya menunduk tanpa mampu memikirkan lebih. Ramadhanpun menyambung kalimatnya “setelah aku pergi biasanya kalian saling mengucap maaf pada sesama kalian, tapi apakah kalian juga meminta maaf pada sang pencipta?”,”tentu saja hampir tiap hari kami mengucap istighfar, walau kuakui aku makin jarang mengucapnya”,”benarkah kalian meminta maaf padaNYA ataukah hanya sekedar ucapan kebiasaan?”, Muna kembali terdiam”kalian tidak benar-benar minta maaf, kalian hanya mengucap kalimat yang seolah sudah menjadi tradisi” Ramadhan menambahkan
Muna mulai sesenggukan”cukup”
“ramadhan akankah kau kembali tahun depan?”,”aku pasti kembali tapi entah kau bisa menemukanku lagi atau tidak, waktumu terbatas dan kau tahu tuhan tidak pernah ngaret dalam memenuhi takdirnya”,”kalau aku masih bisa menemukanmu lagi kuharap kau tak lagi semurung itu padaku”,”janganlah terlalu jauh berandai tuhan tahu yang terbaik, jalani saja setiap hari dengan pengharapan pada allah dengan pengharapan yang sungguh-sunguh”
Ramadhan pun pergi tak lama kemudian dab Muna kembali berkutat dengan botolnya, ya karna Muna benar-benar manusia...

Kamis, 10 September 2009

patut dibaca untuk direnungi...

dapet dari internet, entah cerita bener atau tidak, entah einsten atau bukan tetep ini patut dibaca...

Suatu hari seorang profesor dari
sebuah universitas mencoba mengetes
siswa nya.

Dia bertanya pada murid" nya
"apakah Tuhan menciptakan segala
sesuatu yang ada di dunia ini?"

Murid"nya menjawab : "Ya, betul"

"Semuanya?"tanya profesor

"iya, semuanya" jawab murid2nya

"kalo begitu, Tuhan juga menciptakan
Iblis, karena Iblis itu ada"

Murid2 terdiam...
sang profesor mencoba menunjukkan
bahwa iman dan agama adalah mitos.

Tiba-tiba ada seorang murid
berkata "boleh saya menanyakan
sesuatu?"

Profesor : "tentu saja"

murid : "apakah dingin itu ada?"

Profesor : "tentu saja dingin itu
ada, apakah kamu tidak pernah merasa
dingin?"

murid : "pak, Sesungguh nya, dingin
itu tidak ada, dingin adalah masa
saat hilangnya panas"
"panas itu ada, kita menciptakan
kata dingin untuk menjelaskan ketidak
adaan rasa panas"
"apakah gelap itu ada?"

profesor : " yah, gelap itu ada"

murid : "sekali lagi anda salah, gelap
adalah ketidak adaan terang"
"kita bisa mempelajari terang dan
cahaya, tapi tidak kegelapan"
"gelap adalah penjelasan akan
ketidakadaan cahaya"

"jadi apakah iblis itu ada?"
"Tuhan tidak menciptakan iblis, tapi
iblis ada karena ketidakadaan Tuhan
dalam hati manusia, Ketidakadaan
cinta, kemanusiaan, dan iman."
"cinta dan iman itu seperti cahaya dan
panas, mereka ada"
"iblis adalah penjelasan akan
ketidakadaan cinta, kemanusiaan dan
iman"

giliran sang profesor yang terdiam

Nama murid itu : Albert Einsten

;;